Jumat, 03 September 2010

Untuk Pertama Kalinya Lebaran Tidak Berasama Keluarga

PART 1
Huaaa,,, hari yang ditunggu-tunggu oleh teman-temanku. Ayo tebak!!! Yapz, benar. Hari ini kuliah terakhir, semuanya pada buru-buru mau mudik. Mudik,,, mudik,,, mudik,,,
Hari ini ada 3 matakuliah, 07.00-08.40 Kolikium Sosiologi Umum, 09.00-10.40 Pengetahuan keIlmu-ilmu Pertanian (PIP), 14.00-15.40 Pengantar Matematika (PM).
Dikarenakan aq sudah lulus martikulasi PM (alhamulillah), jadi aq tidak perlu lagi masuk di kelas PM, itu artinya bisa mudik lebih awal. Oowwowww, ada yang lupa. Hari ini ada test wawancara century. Pupus sudah rencana mw mudik setelah zuhur.

PART 2
Balik sana balik sini, ngintip sana ngintip sini. Waduh deg-degan nih, ditanya apa aja y??? trus disuruh ngapain aja??? (Handphone,,, handphone,,, 083180xxxxxx), seperti biasa kalo dalam situasi seperti ini menelfon kakakku itu solusi yang paling tepat.
Aku    : jika pertanyaannya begini maka harus jawab bagai mana???
My Sizta: blablablabla... SEMANGAT! OYA PASTI BISA! JANGAN LUPA BERDO’A!
Aku    : OK un, maksih banyak (tuuuuut tut)
Akhirnya wawancara terselesaikan dengan sangat tidak memuaskan.

PART 3
Walaupun barang yang akan dibawa sudah disiapkan dari semalam, entah mengapa aku membongkarnya lagi dan menyusun ulangnya di travelbagku berharap travelbagku tidak kelihatan terlalu gendut. Padahal menurutku, susunan sekarang tidak ada perubahan yang signifikan dari susunan yang sebelumnya.
Bawaanku tidak kalah hebohnya dengan orang mudik sesungguhnya (maksudnya orang yang pulang ke kampung halamannya yang beda provinsi maupun beda pulau. Dengan kata lain menempuh perjalannan yang jauh). Karena harga tiket pesawat melambung tinggi, setinggi terbananya. Dan karena aku tidak mau hanya sebentar di rumah (kampung halamanku Payakumbuh-Sumatera Barat) maka aku putuskan tahun ini tidak lebaran di rumah bersama keluarga tercinta.
Bak model berjalan di ketwalk, aku menarik travelbagku menelusuri lorong asrama. Tiap orang yang berpapasan denganku menyapa sembari mengatakan “hati-hati di jalan, jangan lupa oleh-olehnya. Penerbangan jam berapa???” aku hanya tersenyum. Gimana mau menjawabnya,,,

PART 4
“(Tening ne not) kereta ekonomi munuju Jakarta Kota sekarang telah berada di Cilebut”
STASIUN BOGOR. Ekonomi, BOGOR-JAKARTA KOTA, Rp1.500,00.

Sayang, aku tidak bisa menggunakan kereta ekonomi ac, dikarenakan berangkatnya pukul 18.30. Bagiku yang sudah berada di stasiun ini pukul 17.00, itu waktu yang cukup lama untuk ditunggu. Jadiku putuskan kali ini untuk melanggar wejangan dari ibunda tercintaku untuk tidak naik kereta ekonomi (I’m so sorry my mom).
Setelah tiket ditangan, dengan hati-hati melewati rel kereta aku segera menuju jalur 5. Dengan mengangkat koper, ku masuk ke gerbong kereta. Ku berjalan dari gerbong yang satu ke gerbong yang lainnya. Disetiap kaki yang kulangkahkan memasuki gerbong berikutnya, kuberharap masih ada tempat duduk yang kosong. Wah ternyata gerbong ini tidak, oh mungkin gerbong berikutnya. Ya, pasti yang berikutnya ada. Ternyata sama saja…

Bogor – Cilebut – Bojong, akhirnya adzan maghrib pun berkumandang, itu tandanya BERBUKA. Pemberhentian selanjutnya Citayem – Depok Lama. Alhamdulillah nyampe juga. Tapi perjuanganku belum selesai, aku harus naik angkot (angkot 05) dulu dan berjalan 96 langkah (kebetulan aku hitung, iseng…) dari pagoda yang bertuliskan “Perumahan Depok Regency” untuk sampai di rumah saudara sepupuku.