Selasa, 13 Juli 2010

Perjalanan Menuju Cita-cita


Hah..... Akhirnya hari itu datang juga. Setelah beberapa minggu menunggu dengan melakukan beberapa kegiatan juga, sekarang tepatnya besok pagi aku akan meninggalkan, untuk sementara waktu, kota kelahiranku ini (Payakumbuh-red).

Heboh, pokoknya malam ini begitu heboh. Aku jadi keingat lagi ama hari dimana aku selesai "khatam al qur'an". Ya, lebih kurang suasana sekarang di rumah ku seperti itu. Beberapa sanak famili ku datang. Kami cerita-cerita sambil sesekali tertawa lepas dan momen yang paling aku suka adalah....................... saat sanak familiku menyelipkan sesuatu ke tanganku saat kami bersalaman. Kamu tau apa itu? Aha....betul sekali, itu adalah uang. Ya, semacam THR gitu lah, maksudnya "Tunjangan Hidup di Rantau", ha...ha....

Oke.... kita lanjutkan. Perasaanku agak aneh malam itu. Deg-degan bercampur dengan senang, akhirnya menyebabkan komplikasi akut pada mataku, yaitu nggak bisa tidur. Benar-benar suatu sindroma perjalanan jauh.

Semua barang sudah tersusun rapi di bagasi Taxi. Kulihat-lihat lagi tak ada satu pun yang kurang. Sembari menenteng tas yang ku bawa, aku, mama dan papa melangkah memasuki ruang check in. Menyebalkan sekali. Kamu tau nggak apa yang terjadi setelah itu? Pesawat ku di delay. Gimana nggak BeTe tuh.

Dalam masa penantian. Tak kubuang kesempatan ini hanya dengan bermenung dan duduk termenung (waduh ribet kali bahasa ku ini). Ku keluarkan handycam yang dari tadi hanya tergantung tak berdaya di leher papa ku. Langsung saja ku abadikan momen-momen yang ku anggap istimewa ini.


Beberapa jam telah berlalu. Akhirnya, nomor penerbangan kami pun dipanggil. Semua penompang yang memiliki tiket pesawat dengan nomor penerbangan yang sama dengan ku segera bergerak tanpa komando ke pintu yang sudah di tentukan. Seketika ruangan itu menjadi ribut.

Aku jalan berdampingan dengan mama ku. Ku tau, bagaimana perasaan beliau sekarang. Ya, mungkin hampir sama dengan perasaanku beberapa tahun yang lalu, saat aku pertama kali mencecahkan kaki ku di kabin pesawat. Inilah saat pertama beliau bepergian dengan pesawat.

Aku yakin, perasaannya bercampur aduk sekarang, ya terlihat jelas di wajahnya. Namun, iya tak pernah menunjukan hal itu padaku. Mungkin sesekali, saat pesawat memasuki awan, dengan reflek tangannya memegang tangan ku sembari mengucap "astafirullah...". Lucunya, papa selalu mengoda mama dengan selalu mengejeknya, ha....ha.... lucu deh. Alhamdulillah, kami sampai di bandara soekarno hatta dengan selamat.

Hari-hari berikutnya, akan ada banyak pengalaman seru yang bakalan aku ceritakan.
Bogor, I'm here now.....